Jumat, 30 Oktober 2009

Brief Technical Stodex Futures 30 Oct 2009

Entry Point Technical Stodex "Kospi"


Entry Point Technical Stodex "Nikkei"


Entry Point Technical Stodex "Hangseng"

Kamis, 29 Oktober 2009

Brief Fundamental Factor 29 Oct 2009

Outlook Pemulihan Ekonomi Amerika
Terganjal Pasar Perumahan

Perhatian terhadap outlook pemulihan ekonomi Amerika terus menjadi fokus perhatian para pelaku pasar finansial hingga perdagangan hari Rabu kemarin. Setelah terganjal dengan turunnya kepercayaan konsumen Amerika yang meluncur ke level terendah selama 8 bulan (dirilis hari Selasa lalu), outlook pemulihan ekonomi Amerika kembali terganjal oleh muramnya kondisi pasar perumahan. Penjualan rumah tunggal (single family home sales) dilaporkan turun untuk pertama kalinya dalam 6 bulan terakhir dan pengajuan kredit perumahan turun selama 3 pekan berturut-turut.

Perkembangan kondisi pasar perumahan menjadi salah satu barometer utama yang digunakan untuk mengukur perkembangan pemulihan ekonomi Amerika. Hal tersebut dikarenakan pasar perumahan merupakan inti pusaran segala permasalahan yang melanda ekonomi Amerika maupun global saat ini. Seperti kita ketahui resesi yang meladan ekonomi negara-negara industri dipicu oleh krisis pasar finansial global akibat krisis pasar perumahan Amerika (US subprime mortgage) yang pertama kali mencuat pertengahan 2007 lalu.

Pasar perumahan nampaknya belum sepenuhnya pulih dari keterpurukan. Hal tersebut dibuktikan dengan turunnya penjualan peruamhan tunggal (home sales) bulan September yang dilaporkan turun setelah meningkat pada 5 bulan terakhir. Departemen Perdagangan Amerika kemarin mengumumkan penjualan rumah tunggal (single familya homes) bulan September di luar perkiraan turun 3.6% menjadi 402.000 unit dari revisi menurun bulan sebelumnya sebanyak 417.000 unit. Angka penjualan tersebut jauh lebih rendah dibanding median forecast dalam polling Reuters yang memperkirakan meningkat menjadi 440.000 unit.

Muramnya kondisi pasar perumahan juga tergambar dari turunnya pengajuan kredit perumahan (mortgages). Data dari the Mortgage Bankers Association menunjukan pengajuan kredit perumahan pekan lalu turun untuk pertama kalinya dalam 3 pekan. Turunnya penjualan maupupun permintaan kredit perumahan tersebut diperkirakan dipicu oleh sikap konsumen menunggu keputusan kelanjutan paket stimulus pasar perumahan berupa insentif pemotongan pajak sebesar $8.000 bagi para pembeli perumahan pertama yang akan berakhir akhir November mendatang. Namun setitik harapan mewarnai optimisme berlanjutnya pemulihan pasar perumahan seiring ekspektasi program insentif pemotongan pajak bagi pembeli perumahan akan dilanjutkan. Senat Amerika akan menggelar voting hari ini untuk menentukan akan diperpanjang atau tidaknya paket pemotongan pajak sebesar $8.000 bagi para pembeli perumahan pertama tersebut. Paket tersebut telah membantu pasar perumahan pulih dari penurunan terdalam dalam sejarah moderen.


Brief Technical Stodex Futures 29 Oct 2009

Entry Point Technical Stodex "Kospi"


Entry Point Technical Stodex "Nikkei"


Entry Point Technical Stodex "Hangseng"

Rabu, 28 Oktober 2009

Brief Technical Stodex Futures 28 Oct 2009

Entry Point Technical Stodex "Kospi"


Entry Point Technical Stodex "Nikkei"


Entry Point Technical Stodex "Hangseng"

Selasa, 27 Oktober 2009

Fokus Utama

Outlook Pemulihan Ekonomi Amerika

Perhatian terhadap outlook pemulihan ekonomi Amerika kembali menjadi fokus utama yang mempengaruhi sentimen perdagangan di pasar mata uang asing awal pekan ini. Sebelumnya, perhatian investor lebih didominasi oleh perhatian terhadap outlook suku bunga dimana investor memperkirakan the Fed menjadi bank sentral terakhir dalam melepas kebijakan mata uang longgarnya yang menyebabkan US dollar terpuruk ke level terendah selama 14 bulan terhadap euro maupun terhadap 6 mata uang partner perdagangan utamanya (indeks dollar).

Secara umum, perhatian terhadap outlook pemulihan ekonomi Amerika mengemuka sebagai sikap antisipasi investor menjelang rilisan data GDP Kamis mendatang. Seperti yang diperkirakan sebagian ekonom maupun pihak pemerintah maupun otorita moneter Amerika, ekonomi Amerika diperkirakan keluar dari resesi terdalam sejak great depression tahun 1930-an pada kuartal ketiga tahun ini. Hasil polling Reuters menunjukan ekonom memperkirakan ekonomi Amerika kuartal ketiga akan tumbuh 3.3% mengakhiri kontraksi selama 4 kuartal berturut-turut.

Pada perdagangan awal pekan kemarin, outlook pemulihan ekonomi Amerika mendapat sorotan dari para pelaku pasar menyusul rilisan dua data fundamental ekonomi yang secara umum memperkuat optimisme akan berakhirnya resesi di negara ekonomi terbesar dunia tersebut. Kedua data fundamental ekonomi yang dirilis kemarin tersebut adalah the Chicago Fed National Activity index dan Midwest Manufacturing index. Bank sentral Chicago (the Chicago Fed) mengumumkan kontraksi indeks akhtivtas nasional bulan September berkurang menjadi 0.8 dari data sebelumnya (sebelum revisi) 0.9, namun meningkat dibanding setelah revisi sebesar 0.65. Sementara dari sektor manufaktur, indeks aktivitas manufaktur di wilayah midwest dan Texas dilaporkan meningkat menjadi 82.3 dari 91.6 revisi bulan sebelumnya.

Analis menyatakan data aktivitas ekonomi dan manufaktur tersebut menggambarkan bahwa dampak dari krisis finansial global secara perlahan berkuarang seiring keluarnya ekonomi dari resesi terpanjang dalam 70 tahun. Secara spesifik analis menyatakan laporan data-data ekonomi tersebut cenderung mendukung argumen bahwa pemulihan akan berjalan lebih tidak merata dan kurang mengarah pada pemulihan secara cepat (V-shaped), namun data-data tersebut masih dibayangi dengan anggapan bahwa kedua data tersebut hanya merupakan hasil survey regional yang sempit. Data-data teresebut juga dipandang sebagai petunjuk awal bagi data gross domestic product yang akan dirilis Kamis mendatang.

Dari data tersebut, hal yang memperkuat optimisme pemulihan ekonomi Amerika adalah laporan bahwa rata-rata pergerakan (moving average) selama 3 bulan atas aktivitas ekonomi mendekati level yang sama dengan saat akhir resesi sebelumnya. The Chicago Federal Reserve melaporkan rata-rata pergerakan, yang mengeliminir volatilitas bulnan, berkurang menjadi minus 0.63 pada bulan September dari revisi bulan Agustus sebesar minus 0.96, laporan sebelumnya sebesar minus 1.09. The Cicago Fed menyatakan pada akhir resesi selama 4 kuartal, moving average 3 bulan meningkat ke atas minus 0.70 yang bertepatan dengan akhir resesi sebelumnya.

US Dollar Rebound

Namun meningkatnya outlook pemulihan ekonomi Amerika tidak berdampak terhadap pergerakan nilai tukar US dollar terhadap mata uang utama lainnya. Berbeda dengan perdagangan-perdagangan sebelumnya, dimana meningkatnya outlook pemulihan ekonomi Amerika dipandang sebagai peluang untuk memperoleh keuntungan atas aset-aset beresiko dengan imbal hasil lebih tinggi yang menyebabkan US dollar tertekan, pada perdagangan Senin kemarin US dollar justru menguat terhadap mata uang utama lainnya kecuali terhadap sterling. Penguatan US dollar ditopang oleh keluarnya investor dari perdagangan beresiko seiring pelemahan di bursa saham Wall Street.

Indeks saham Dow Jones kembali melemah menlanjutkan pelemahan akhir pekan lalu. Pelemahan indeks saham Wall Street dipicu oleh retrace yang terjadi di pasar komoditi. Harga minyak mentah dunia di bursa New York Merchantile Exchange pada perdagangan hari Senin kemarin teurun ke area di bawah $80 per barel dan harga emas di bursa London terkoreksi dari rekor teringgi $1070.40 per troy ounce ke level terendah selama lebih dari 2 pekan ke $1038.25 per troy ounce yang juga menjadi pemicu pelemahan di bursa-bursa saham Eropa.

Selain turunnya harga komoditi, pelemahan indeks saham Wall Street juga dipicu oleh kekhawatiran akan diakhirinya paket pemotongan pajak sebesar $8.000 bagi pembeli perumahan pertama di Amerika. Insentif tersebut, yang akan berakhir bulan depan, disebut-sebut sebagai kekuatan utama dibalik pemulihan pasar perumahan selama ini. Housing and Urban Development Secretary Shaun Donovan pekanlalu mengekspresikan keraguannya bahwa negara akan mampu untuk mempertahankan insentif pajak tersebut. Namun kekhawatiran tersebut memudar menyusul pernyataan senator asal Florida dari kubu Dempkrat Bill Nelson yang memperkirakan senat Amerika akan memperpanjang paket pemotongan pajak tersebut akhir pekan ini.

Keluarnya investor dari perdagangan beresiko yang idikuti dengan meningkatnya permintaan terhadap US dollar sebagai mata uang aman mendorong US dollar rebound dari level terendah selama 14 bulan. Indeks dollar menguat 1.57% dari level terendah selama 14 bulan 74.940 hari Rabu pekan lalu, menguat hingga 76.118. Terhadap mata uang utama linnya, US dollar rebound dari level terendah selama 14 bulan terhadap euro di $1.5060 akhir pekan lalu, menguat 1.42% ke $1.4846, level tertinggi selama 1 pekan. Terhadap Swiss franc, US dollar rebound dari level terendah selama 15 bulan di CHF 1.0029 akhir pekan lalu, menguat 1.73% ke CHF 1.0203, dan rebound dari level terendah selama lebih dari 14 bulan terhadap aussie di $0.9327 Rabu pekan lalu, menguat 2.14% ke $0.9127, dan terhadap yen, US dollar menguat ke level tertinggi selama lebih dari 1 bulan ke ¥92.28. Namun US dollar melemah terhadap sterling, terkoreksi dari level tertinggi selama 1 pekan di awal perdagangan di $1.6253, melemah hingga $1.6395 dipicu ekspektasi bahwa pelemahan sterling akhir pekan lalu terlalu dibesar-besarkan.

Brief Technical Stodex Futures 27 oct 2009

Entry Point Technical Stodex "Kospi"


Entry Point Technical Stodex "Nikkei"


Entry Point Technical Stodex "Hangseng"

Senin, 26 Oktober 2009

Brief Technical Stodex Futures 26 Oct 2009

Entry Point Stodex "Kospi"


Indeks Kospi Futures (KSZ9) membuka perdagangan akhir pekan lalu dengan berada pada level 215.05 atau mengalami penguatan sebesar 180 point dari penutupan perdagangan sebelumnya. Perdagangan di akhir pekan lalu terlihat bergerak dalam range yang tidak terlalu besar meskipun tetap diwarnai dengan aksi Weekend Profit Taking. Beberapa faktor Fundamental Asia terlihat cukup mempengaruhi prilaku pelaku pasar pada akhir pekan lalu sehingga tidak terlalu didominasi oleh aksi Sell. Indeks Kospi Futures akhirnya menutup perdagangan Jum’at lalu dengan berada pada level 215.20 atau mengalami penguatan sebesar 190 point dari penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan akhir pekan lalu, saham-saham Finansial di Seoul terlihat menjadi pemicu awal penguatan di awal perdagangan seiring membaiknya Earning Report Travelers seperti yang dilaporkan pada perdagangan malam sebelumnya di Wall Street yang juga sempat mengangat posisi Indeks Dow Jones. Selain itu, selama perdagangan Jum’at lalu, Indeks Kospi terlihat cukup terpengaruh dengan mebaiknya faktor Fundamental dari Asia.

Membaiknya saham-saham Automotif di Korea Selatan seperti yang terjadi pada saham KIA yang mengalami penguatan hingga 5.8% dan Hyundai yang mengalami penguatan sebesar 4.9%, terlihat menjadi salah satu pemicu penguatan indeks selama perdagangan kemarin. Faktor pendukung lainya adalah kembali menguatnya saham-saham di sektor Energi dan Komoditi seiring kembali menguatnya harga minyak dunia yang sempat menyentuh level $81.78 per barrel.

Membaiknya perekonomian di China yang dicerminkan melalui membaiknya GDP hingga sebesar 8.9% dan tersedianya lapangan pekerjaan baru hingga 11 juta orang di negara tersebut, menjadi salah satu pembangkit keyakinan pasar terhadap perbaikan perekonomian China dan Asia.

Namun demikian, perdagangan Indeks Kospi di akhir pekan lalu tetap terpengaruh dengan aksi Profit Taking yang tetap dilakukan oleh para pelaku pasar di akhir pekan kemarin. Sebagian kesil dari pelaku pasar terlihat melekukan aksi Profit Taking tehadap saham-saham gainer yang mereka yakini masih akan mengalami penguatan di pembukaan perdagangan pekan ini seperti saham-saham di sektor Energi, Teknologi, dan Eksportir.

Untuk perdagangan di awal pekan ini, Indeks Kospi Futures diperkirakan masih akan cukup terpengaruh dengan membaiknya data perekonomian China seperti yang terjadi pada akhir pekan lalu. Selain itu, posisi beberapa mata uang regional yang diperkirakan masih akan mengalami tekananterhadap Euro dan Dollar seperti yang terjadi pada Yen, juga akan kembali membuat Indeks mengalami penguatan melalui saham-saham Eksportir dan teknologi. Secara Teknikal, posisi penguatan Indeks Kospi diperkirakan akan melebihi 120 point. dengan ekspektasi aksi Profit Taking yang masih tertahan pada akhir pekan lalu yang dapat membawa Indeks mengalami tekanan hingga sebesar 30% dari range penguatan tertingginya.


Entry Point Stodex "Nikkei"


Indeks Nikkei Futures (SSIamZ9) membuka perdagangan akhir pekan lalu dengan berada pada level 10365 atau mengalami penguatan sebesar 125 point dari penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangannya Jum’at lalu, pergerakan penguatan Indeks terlihat lebih banyak terpengaruh oleh faktor Fundamental dari Asia. Namun penguatan tersebut terlihat mengalami hambatan sehingga terlihat tidak maksimal. Indeks Nikkei akhirnya menutup perdagangan akhir pekan lalu dengan berada pada level 10295 atau mengalami penguatan sebesar 45 point dari penutupan perdagangan sebelumnya.

Meskipun terlihat adanya kenaikan pada data Jobless Claim di Amerika pada perdagangan sebelumnya, namun perdagangan di Wall Street terlihat tetap mengalami penguatan dengan membaiknya perdagangan di sektor Finansial setelah Travelers mengumumkan Earning Report Kwartal ketiga-nya. Membaiknya Earning Report tersebut terlihat cukup mempengaruhi pergerakan Indeks Indeks Nikkei pada pembukaan perdagangannya. Selain itu, penguatan Indeks di awal perdagangan juga terlihat terpengaruh dengan beberapa faktor Fundamental dari Asia seperti membaiknya perekonomian China yang dicerimkan melalui data GDP yang menunjukkan adanya penguatan sebesar 8.9%, tersedianya 11 juta perkerjaan baru di negara tersebut, hingga rencana pegnurangan Stimulus juga menekan laju Inflasi. Hal tersebut terlihat menjadi acuan yang cukup kuat untuk memperbaiki Ekspektasi pasar terhadap recovery ekonomi Asia.

Posisi Yen Jepang yang terlihat mengalami tekanan terhadap Euro hingga sempat berada pada level terendahnya dalam 2 bulan terakhir, juga terlihgat membantu penguatan Indeks pada perdagangan Jum’at lalu dengan menguatnya saham-saham di sektor Eksportir dan teknologi. Namun demikian, Indeks Nikkei tetap saja harus mengalami tekanan menjelang penutupan perdagangan Jum’at lalu dengan maraknya aksi Profit Taking yang mendera sebagian besar Gainer.

Di awal perdagangan pekan ini, Indeks Nikkei diperkirakan masih akan cukup terpengaruh dengan fundamental dari Asia yang terlihat akan mengangkat posisi Indeks Nikkei selain juga harga minyak dunia yang diperkirakan akan mengangkat posisi saham-saham Energi dan Komoditi. Posisi Yen Jepang yang juga diperkirakan masih akan bertahan di atas level 91.50 juga dapat mempengaruhi penguatan Indeks Nikkei di awal pekan ini.


Jumat, 16 Oktober 2009

Brief Technical Stodex Futures 16 Oct 2009

Entry Point Technical Stodex "Kospi"



Entry Point Technical Stodex "Nikkei"



Entry Point Technical Stodex "Hangseng"


Rabu, 14 Oktober 2009

Brief Technical Stodex Futures 14 Oct 2009

Entry Point Technical Stodex "Kospi"


Entry Point Technical Stodex "Nikkei"


Entry Point Technical Stodex "Hangseng"

Selasa, 13 Oktober 2009

Brief Technical Stodex Futures 13 Oct 2009

Entry Point Technical Stodex "Kospi"


Entry Point Technical Stodex "Nikkei"


Entry Point Technical Stodex "Hangseng"

Senin, 12 Oktober 2009

Entry Point Teknikal "STODEX" Senin,12-10-2009


Entry Point Teknikal Stodex "HANGSENG"




Entry Point Teknikal Stodex " NIKKEI"



Entry Point Teknikal Stodex "KOSPI"